Selasa, 04 Agustus 2015 0 komentar

GOA BATU BABI

        

      Goa Batu Babi terletak di Desa Randu Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong. Goa Batu Babi merupakan gabungan antara gua (cave) dan ceruk paying (rock shelter). Mulut goa batu babi dan keadaan sekitarnya di lokasi inilah telah dilakukan ekskavasi arkeologis.

       Ekskavasi terhadap Goa Batu Babi yang telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Banjarmasin pada tahun 1996 dan 1997 ini telah memberikan berbagai interprestasi yang sangat bermanfaat bagi pengungkapan sisi gelap prasejarah Kalimantan Selatan. Harus diakui bahwa, hasil-hasil ekskavasi ini merupakan interprestasi awal mengenai hunian gua prasejarah di wilayah ini, yang pada akhirnya nanti dengan data yang lebih lengkap dalam penelitian lanjut di masa mendatang diharapkan mampu memberikan gambaran lebih jelas mengenai keterkaitan budaya masa lalu setempat dalam konteks regional. Kesamaan jenis budaya Gua Babi dengan budaya Sulawesi mengisyaratkan adanya hubungan migrasi dimasa lalu antara kedua wilayah ini. Penelitian ini telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan, yang dapat disimpulkan sebagai berikut 
  • Gua Babi merupakan situs hunian prasejarah, yang untuk pertama kali ditemukan dan diteliti secara intensif di Kalimantan Selatan. Data ekskavasi menunjukkan bahwa situs ini telah dihuni sejak tingkatan mesolitik hingga tingkat neolitik, yang dicirikan oleh artefak batu, artefak tulang dan gerabah.
  • Pada tingkat okupasi manusia prasejarah di gua ini, teras gua cukup intensif dimanfaatkan untuk aktifitas sehari-hari.
  •  Dalam aktifitas sehari-hari, pendukung budaya Gua Babi telah dieksploitasi sumber daya makanan di sekitar gua. Salah satu makanan utamanya adalah siput air tawar yang diperoleh dari areal depan gua dan sekitarnya, yang dulunya ditafsirkan sebagai lingkungan rawa/payau ataupun sungai.
  • Dalam memperoleh bahan dasar untuk pembuatan alat batu, pendukung Gua Babi harus keluar dari lingkungan gua karena bahan-bahan alat tersebut (basalt, rijang, obsidian, japsis, dan batuan kersikan lainnya) tidak terdapat di sekitar gua. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari endapan alluvial Sunagi Uya yang terletak sekitar 1,5 Km dari lokasi gua, yang merupakan rombakan batuan penyusun dari daerah Gunung Batumanau dan Gunung Lumut, bagian dari Gunung Meratus.
  •  Unsur-unsur budaya alat batu dan alat tukang dari Gua Babi menunjukkan keterkaitan dengan unsur-unsur budaya kehidupan gua di Sulawesi Selatan.
  • Berdasarkan ciri-ciri cultural baik teknologi, tipologi maupun model hidup mereka menafsirkan bahwa budaya Gua babi menempati tahapan budaya Neolitik. Seandainy tingkatan budaya ini merupakan tingkatan budaya murni dan bukan merupakan suatu tradisi budaya, maka paling tidak budaya Gua babi telah berusia 6.000 tahun.

Selasa, 28 Juli 2015 0 komentar

SITUS CAGAR BUDAYA DILINDUNGI DI KABUPATEN TABALONG


  1. Masjid Pusaka Puain Kanan Kec. Tanta
  2. Masjid Pusaka Banua Lawas & Makam Penghulu Rasyid Kec. Banua Lawas
  3. Masjid Syuhada Kec. Banua Lawas
  4. Makam Syekh Muhammad Nafis Kec. Kelua
  5. Makam Datu Puain Kec. Tanta
  6. Makam K. H. M. Arif
  7. Makam Syekh Abdurrahman Syekh Abdurrahim Kec. Banua Lawas
  8. Makam Gusti Buasaan Kec. Haruai
  9. Goa Batu Babi Kec. Muara Uya 
Senin, 27 Juli 2015 0 komentar

MASJID PUAIN KANAN

Masjid ini merupakan salah satu situs cagar budaya yang dilindungi di Kabupaten Tabalong. Di bangun oleh salah seorang empat orang bersaudara dari Suku Dayak Kalimantan yang sudah memeluk agama Islam dan sangat disegani yaitu Datu Ranggama. Beliau tinggal di Banua Usang, Puain Kanan yang menyebarkan syiar agama islam di wilayah Istana Tabalong ( Tanta, Tanjung, Murung Pudak, Upau, Haruai, Muara Uya sampai Jembatan Kaltim. Pembangunan Masjid yang awalnya dibangun dengan secara sederhana hingga masih ada sampai sekarang ini mengalami beberapa kali renovasi sejak tahun 1638 M. Hal ini di lakukan lantaran : 1. Pengalihan tempat Masjid ke tepian Sungai Tabalong. Karena penduduknya beralih tempat banyak yang berdiam ke Tepian Sungai Tabalong. 2. Bangunan Masjid sebagian pernah di bakar oleh Belanda 3. Sebagian bangunan Masjid banyak yang rusak.
Rabu, 03 Juni 2015 0 komentar

MAMANDA ( Teater Tradisional Kalimantan Selatan )


Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup.[1]
Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan. Sebab pada kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).[1]
Tokoh-tokoh ini wajib ada dalam setiap Pementasan. Agar tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda sering pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain seperti Raja dari Negeri Seberang, Perompak, Jin, Kompeni dan tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita.
Disinyalir istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir, Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda ataumamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata "mama" (mamarina) yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang berarti terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu “sapaan” kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan.[1]
Seni drama tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat kalimantan pada umumnya. Bahkan, beberapa waktu silam seni lakon Mamanda rutin menghiasi layar kaca sebelum hadirnya saluran televisi swasta yang turut menyaingi acara televisi lokal. Tak heran kesenian ini sudah mulai jarang dipentaskan.
Dialog Mamanda lebih kepada improvisasi pemainnya. Sehingga spontanitas yang terjadi lebih segar tanpa ada naskah yang mengikat. Namun, alur cerita Mamanda masih tetap dikedepankan. Disini Mamanda dapat dimainkan dengan naskah yang utuh atau inti ceritanya saja.
0 komentar

Sanggar yang ada di Kabupaten Tabalong


1. Sanggar Misbahul Munir
2. Sanggar Suluh Banua
3. Sanggar Langit Tanjung
4. Sanggar Ave Lawe Riau
5. Sanggar Tatau Tandrik
6. Sanggar Bamelum
7. Sanggar Asam Pipit
8. Sanggar Pusaka
9. Sanggar Andes
10. Sanggar Tataba
11. Sanggar Pondok Seni
12. Sanggar Hijau



Selasa, 02 Juni 2015 0 komentar

Lagu Daerah Banjar

"BARAS KUNING"

Yu ka bulik pang satumat.. bulik pang satumat
Lawasnya ulun mahadang pian maninggal akan kampung halaman.. kapapurunan..

Yu ka bulik pang damini bulik pang damini
Ulun basakit hati pian nag ulun tangisi kada sakira diri ulun marista..

Pian datang ulun sambut lawan mayang ulun hamburi baras 
si baras kuning kursumangat di muhara lawang 

Yu ka bulik pang satumat.. bulik pang satumat
Lawasnya ulun mahadang pian maninggal akan kampung halaman.. kapapurunan..

Yu ka bulik pang damini bulik pang damini
Ulun basakit hati pian nag ulun tangisi kada sakira diri ulun marista..

Pian datang ulun sambut lawan mayang ulun hamburi baras 
si baras kuning kursumangat di muhara lawang 


 
;